Membalas kejahatan dengan kebaikan
Dalam berurusan dengan sesama manusia, kita selalu berfikir dua kali, nak balas balik ke jahat dia atau tidak.
Tapi dalam al-quran, Allah menggalakkan kita berbuat baik dan memaafkan - itu yg lebih utama. selain bukti kita punya akhlak yang mulia, kita patut yakin dgn janji Allah, ganjaran pahala bila berbuat baik.
Ash-Shura 42:40
وَجَزٰٓؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚ فَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَي اللّٰهِ ؕ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ
Malay - Abdullah Muhammad Basmeih
Dan (jika kamu hendak membalas maka) balasan sesuatu kejahatan ialah kejahatan yang bersamaan dengannya; dalam pada itu sesiapa yang memaafkan (kejahatan orang) dan berbuat baik (kepadanya), maka pahalanya tetap dijamin oleh Allah (dengan diberi balasan yang sebaik-baiknya). Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berlaku zalim.
Indonesian - Tafsir Ibn Kathir
Firman Allah Swt.:
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. (Asy-Syura: 40)
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
Oleh sebab itu, barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadapmu. (Al-Baqarah: 194)
Semakna pula dengan firman-Nya:
Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. (An-Nahl: 126), hingga akhir ayat.
Maka keseimbangan merupakan hal yang disyariatkan, yaitu hukum qisas, sedangkan yang lebih utama daripada itu hanyalah dianjurkan, yaitu memaafkan seperti yang disebutkan pula dalam ayat yang lain melalui firman Allah Swt.:
dan luka-luka (pun) ada qisasnya. Barang siapa yang melepaskan (hak qisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. (Al-Maidah: 45)
Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, pahalanya atas (tanggungan) Allah. (Asy-Syura: 40)
Artinya, hal tersebut tidak sia-sia di sisi Allah. Seperti apa yang disebutkan di dalam sebuah hadis sahih:
Tidak sekali-kali Allah memberi tambahan kepada seseorang hamba dengan sifat pemaaf, melainkan kemuliaanlah (yang diperolehnya).
Adapun firman Allah Swt.:
Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. (Asy-Syura: 40)
Maksudnya, orang-orang yang bersikap melampaui batas, yaitu orang yang memulai permusuhan dan berbuat jahat.
English - Tafsir Jalalayn
For the requital of an evil deed is an evil deed like it: the latter is [also] referred to as `an evil deed' because in [outward] form it resembles the former; this is evident in what concerns retaliation for wounds. Some [scholars] say that even if another were to say, `May God disgrace you!', then one should respond [equally] with, `May God disgrace you!'. But whoever pardons, his wrongdoer, and reconciles, the amity between himself and the one pardoned, his reward will be with God, that is to say, God will give him his reward without doubt. Truly He does not like wrongdoers, that is, those who initiate acts of wrongdoing and so merit His punishment.
Dapatkan Aplikasi Quran https://gtaf.org/apps/quran
#GreentechApps
Comments
Post a Comment