13 bahaya lidah
Jauhi 13 Bahaya Lidah Yang Membawa Kepada Kebinasaan
Nabi SAW pernah bersabda yang bermaksud : "...sesiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah ia mengucapkan perkataan yang baik atau diam".
(Hadis Riwayat Muttafaq 'alaih)
Di dalam hadis sahih riwayat Bukhari Nabi SAW bersabda kepada Mu'az bin Jabal sambil memegang lidahnya yang bermaksud : "Engkau wajib menahan ini. Maka aku berkata, ya Rasulullah, kami sentiasa mengotakan apa yang kami kata. Nabi berkata, 'ibumu telah kehilangan engkau, wahai Mu'az. Bukanlah manusia di bantingkan muka mereka ke dalam neraka disebabkan angkara lidah mereka?". (Hadis Riwayat Bukhari)
Terdapat 13 bahaya yang timbul akibat ucapan (lidah) yang membawa pelakunya ke neraka, perkara tersebut adalah seperti berikut :
Pertama : Mengucapkan sesuatu yang tidak perlu.
Kita hendaklah menahan lidah daripada mengucapkan perkataan yang tidak berfaedah dan boleh mendatangkan dosa. Lidah perlu dibasahkan dengan zikir kepada Allah SWT.
Nabi SAW bersabda maksudnya : "Sebahagian daripada bukti keelokan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara-perkara yang tidak berfaedah". (Hadis Riwayat Muttafaq 'alaih)
Kedua : Terdorong mengucapkan perkara yang batil (dosa) dan membuta tuli
Bermegah-megah dan menceritakan pada orang lain perbuatan maksiat yang dia lakukan.
Nabi SAW bersabda maksudnya : "Sesungguhnya , terdapat orang yang disebabkan ucapannyalah ia tergelincir ke dalam neraka yang luasnya antara masyrik dengan maghrib" Dan , dalam hadis lain yang senada dengan ini, "Hanya kerana satu perkataan yang membuat Allah benci, maka orang itu dimasukkan ke dalam neraka". (Hadis Riwayat Muslim)
Ketiga : Memaki hamun dan cakap kotor
Dari 'Abdullah bin Mas'ud r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Mencaci-maki orang muslim hukumnya fasik, dan membunuhnya hukumnya kafir." (Hadis Sahih Riwayat Muslim no. 53)
Keempat : Nyanyian
Nabi SAW telah memperingatkannya melalui sebuah hadis yang bermaksud : "Nyanyian akan menumbuhkan kemunafikan (nifiq) di dalam hati sebagaimana air menumbuhkan sayur-sayuran". (Hadis Riwayat Baihaqi dan Ibnu Abu Dunya)
Dalam hadis yang lain Nabi SAW bersabda maksudnya : "Selagi akan ada di kalangan umatku orang-orang yang memakai (menghalalkan) kain sutera dan nyanyian" (Hadis Riwayat Bukhari)
Kelima : Mengejek atau memperolok-olokkan
Firman Allah SWT maksudnya : "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (kerana) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok -olokkan), dan janganlah pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (kerana) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olakkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan), dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan (ialah) panggilan buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (Surah al-Hujurat ayat 11)
Keenam : Menyebarkan fitnah, sumpah palsu, berdusta dan berbohong.
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: “Tidak masuk syurga orang yang suka menyebarkan fitnah.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Sumpah palsu termasuk perbuatan yang mendapatkan azab besar. Selanjutnya, dalam suatu hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a. disebutkan, sumpah palsu termasuk di antara perbuatan yang berdosa besar (Hadis Riwayat Tirmidzi).
Nabi S.A.W. bersabda maksudnya : “Empat perkara, siapa yang terdapat padanya empat perkara ini, maka ia adalah munafik tulin, dan siapa yang terdapat padanya salah satu darinya, maka padanya ada satu ciri kemunafikan; apabila diberi amanah ia berkhianat, apabila bercerita ia berdusta, apabila membuat janji ia mungkiri dan apabila berdebat ia curang.” (Hadis Riwayat Bukhari no. 34, 2459, 3178 dan Muslim no. 2635. dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a.)
Ketujuh : Tidak mengambil undang-undang Allah SWT dalam memutuskan sesuatu perkara.
Golongan yang mengunakan lidah-lidah mereka untuk menggubal, bersetuju dan membahaskan dan meluluskan rang undang-undang ciptaan manusia walaupun bertentangan dengan al-Quran dan sunnah dan berhukum dengan hukuman yang di cipta oleh manusia sebenarnya golongan ini meletakkan Allah dan Rasul-Nya dibelakangnya. Al-Quran melebalkan golongan ini samaada kafir, zalim atau fasik.
Firman Allah SWT yang bermaksud :
"Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir" (Surah al-Maidah ayat 44)
"Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang zalim" (Surah al-Maidah ayat 45)
"Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang fasik." (Surah al-Maidah ayat 47)
Kelapan : Mengumpat.
Ketika Haji Widak, Nabi SAW bersabda maksudnya : "Sesungguhnya darah kamu , dan kehormatan kamu adalah haram atas kamu (mencabulinya) (Hadis Riwayat Jamaah)
Rasulullah SAW bersabda maksudnya:“Ghibah ialah engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.” Si penanya kembali bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah pendapatmu bila apa yang diceritakan itu benar ada padanya ?” Rasulullah SAW menjawab, “kalau memang benar ada padanya, itu ghibah namanya. Jika tidak benar, bererti engkau telah berbuat buhtan (mengada-ada).” (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad).
Kesembilan : Mengadu domba (menghasut atau namimah)
Dari Abdullah bin Mas’ud, sesungguhnya Muhammad berkata, “Maukah kuberitahukan kepada kalian apa itu al’adhhu? Itulah namimah, perbuatan menyebarkan berita untuk merosak hubungan di antara sesama manusia” (HR Muslim no 6802).
Namimah mampu memecah belah manusia, merubah hati dua orang yang semula saling mencintai dan juga dalam kemampuan menimbulkan kejahatan.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَرَّ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِحَائِطٍ مِنْ حِيطَانِ الْمَدِينَةِ أَوْ مَكَّةَ ، فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِى قُبُورِهِمَا ، فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « يُعَذَّبَانِ ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ » ، ثُمَّ قَالَ « بَلَى ، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ » .
Dari Ibnu Abbas, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam melewati sebuah kebun di Madinah atau Mekah beliau mendengar suara dua orang yang sedang disiksa dalam kuburnya. Nabi bersabda, “Keduanya sedang disiksa dan tidaklah keduanya disiksa karena masalah yang sulit untuk ditinggalkan”. Kemudian beliau kembali bersabda, “Memang masalah mereka adalah dosa besar. Orang yang pertama tidak menjaga diri dari percikan air kencingnya sendiri. Sedangkan orang kedua suka melakukan namimah” (HR Bukhari no 213)
Kesepuluh : Bersumpah setia kepada selain Allah.
Allah SWT telah menerangkan di dalam al-Quran bahawa kita tidak boleh bersumpah setia kepada sesuatu sebagai tandingan bagi keagungan atau kebesaran Allah. Sumpah setia seperti itu boleh menjerumuskan orang berkenaan ke dalam neraka.
Kesebelas : Jangan berkata "kalau" pada kejadian yang telah berlaku.
Nabi SAW bersabda yang bermaksud ; "Jika kamu ditimpa oleh sesuatu maka janganlah berkata: “Kalau aku berbuat demikian, tentu akan menjadi sekian-sekian” akan tetapi katakanlah: “Takdir Allah dan apa yang Allah kehendaki pasti terjadi”. Ini kerana perkataan “kalau” membuka pintu perbuatan syaitan." (Hadis Sahih Riwayat Muslim , no: 4816)
Kedua belas : Jangan banyak ketawa nanti mati jiwa.Lidah suka buat lawak jenaka
Suatu ketika, Rasulullah SAW berjalan di hadapan sekumpulan orang yang sedang ketawa, lalu baginda bersabda yang bermaksud: “Demi Tuhan yang jiwaku ini berada dalam genggamanNya. Jika kamu semua tahu apa yang aku tahu, nescaya kamu banyak menangis dan sedikit ketawa.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Abu Hurairah).
Ke tiga belas : Mengunakan Lidah Untuk Melakukan Sihir.
Di dalam hadis riwayat Abu Daud dan Iman Ahmad, Rasulullah SAW pernah bersabda, maksudnya: "Dari Ibn Mas'ud, katanya: Rasulullah SAW. telah bersabda: Sesungguhnya jampi mentera, tangkal dan ilmu pengasih adalah syirik." (Hadis Riwayat Abu Daud dan Ahmad)
Sabda baginda lagi, maksudnya: "Bukan dari golongan kami sesiapa yang merasa sial atau meminta diramalkan kesialannya atau merenung nasib atau minta ditenungkan atau mensihirkan atau meminta disihirkan." (Hadis Riwayat al-Tabrani)
Comments
Post a Comment